10. Bastian Schweinsteiger

Bastian Schweinsteiger, salah satu gelandang yang dianggap paling top di dunia, memberikan kontribusi besar pada keberhasilan Bayern Munich meraih treble winner musim ini.
Tak ingin melewatkan laga penting sekalipun, Bastian tak pernah mengungkapkan bahwa selama semusim penuh ia bermain dengan cedera pergelangan kaki yang cukup serius. Ia baru mengumumkan akan menjalani operasi sehubungan dengan cedera tersebut setelah musim kompetisi berakhir.
9. Franz Beckenbauer

8. Terry Butcher

Keberanian dan determinasi yang dimiliki oleh seorang Terry Butcher patut mendapat apresiasi besar.
Saat menjalani laga kualifikasi Piala Dunia 1989 antara Inggris vs Swedia, Butcher harus berjalan ke luar lapangan dengan seluruh jersey-nya tersiram darah yang mengucur dari kepalanya. Luka tersebut disebabkan oleh duel udara yang melibatkan Butcher dan seorang pemain Swedia. Setelah menjalani perawatan di kepala, pemain belakang Inggris tersebut langsung kembali ke lapangan dengan kepala yang dibebat perban. Dengan kondisi seperti itupun, Butcher tetap melakukan yang terbaik saat diharuskan menghalau bola-bola atas.
7. Vincent Kompany

Pada laga kualifikasi Piala Dunia Belgia melawan Serbia beberapa waktu lalu, Vincent Kompany membuktikan dedikasinya terhadap sepakbola dan negaranya.
Pada menit ke-34 saat Belgia unggul 1-0, Kompany mengalami tabrakan yang sangat brutal dengan kiper Serbia, Vladimir Stojkovic. Akibat dari duel tersebut, Kompany menderita patah hidung, gegar otak ringan dan rongga mata agak retak. Namun itu tidak menghentikan Kompany untuk membela negaranya. Dengan darah mengucur deras dari lukanya yang diperban, Kompany masih melanjutkan sisa 60 menit pertandingan.
6. Paul Ince

Pada babak kualifikasi Piala Dunia 1998 melawan Italia, kapten Inggris Paul Ince mengalami luka parah di bagian kepala akibat tabrakan yang terjadi di babak pertama.
Setelah mendapat perawatan, ia kembali ke lapangan dengan kepala diperban. Pertandingan berjalan sangat sengit, dan perban di kepala Ince pun lama-lama terbuka. Tak pelak, saat pertandingan usai, jerseynya berlumuran darah, persis seperti yang terjadi pada Terry Butcher tujuh tahun sebelumnya. Berkat kepemimpinan dan keberanian Ince tersebut, Inggris akhirnya lolos ke Piala Dunia.
5. Martin Palermo

Martin Palermo merupakan pencetak gol paling subur untuk Boca Juniors. Selama enam bulan sebelum perempat final Copa Libertadores, ia terpaksa absen dari pertandingan karena cedera ligamen. Meski sama sekali belum fit, Palermo diturunkan ke lapangan 15 menit sebelum pertandingan berakhir. Palermo pun menjadi pahlawan dalam laga tersebut karena berhasil mencetak gol yang mengantarkan Borca Juniors ke semi final.
4. Stuart Pearce

Stuart Pearce dikenal sebagai pemain yang tangguh. Ia memiliki julukan Psycho. Penggemar setia punk rock ini bermain dengan filosofi 'keras tapi adil' sepanjang kariernya.
Pada 1992, pemain Prancis Basile Boli menanduk Pearce dengan keras. Para pemain masa kini mungkin akan berguling-guling menutup muka akibat tandukan itu, namun Pearce berdiri tegak seperti tak merasakan apa-apa.
Saat bermain bersama West Ham 1999, Pearce mengalami keretakan di bagian kaki akibat bertabrakan dengan pemain Watford, Micah Hyde. Namun Pearce memaksa untuk tetap bermain. Manajer West Ham, Harry Redknapp mengungkapkan bahwa saat jeda, Pearce tetap mengenakan sepatunya karena ia ingin tetap bermain di babak ke dua.
3. Cesc Fabergas

Kapten Arsenal ini menunjukkan semangat dan mental baja saat melawan Barcelona di laga Liga Champions, 31 Maret 2010. Dalam kondisi tertinggal 1-2 di Stadion Emirates, Fabregas yang kala itu mengalami cedera cukup serius di kakinya, masih sanggup mencetak gol penyeimbang pada lima menit pamungkas.
Kala itu wasit memberi hadiah penalti kepada tuan rumah setelah Carles Puyol melanggar Fabregas di dalam kotak terlarang. Fabregas melangkah menuju titik putih dengan penuh keyakinan dan tanpa cacat melesakkan bola ke gawang Victor Valdes. Namun, akibat eksekusi penalti penuh tenaga itu, Fabregas harus membayar mahal. Setelah menjalani pemeriksaan, ternyata pelanggaran Puyol membuat tulang fibula Fabregas mengalami sedikit keretakkan.
2. Ally Maxwell

Ally Maxwell adalah sosok kiper yang tangguh. Hal itu ditunjukkannya saat membela Motherwall di final ajang Piala Skotlandia tahun 1991. Maxwell sempat mengerang kesakitan saat menerima tendangan kaki dari pemain Dundee United, John Clarke, di area perut. Namun karena Motherwall sudah menurunkan semua pemain pengganti, Maxwell terpaksa tetap bermain.
Sebelum perpanjangan waktu berakhir, Maxwell harus mengabaikan kondisi perutnya saat dia melompat menyelamatkan bola tendangan Maurice Malpas. Keberhasilannya menyelamatkan gawang inilah yang mengantarkan Motherwell menjadi juara Piala Liga Skotlandia - meski Maxwell harus diopname di rumah sakit selama sembilan hari sesudahnya. Tiga tulang rusuknya retak, limpa pecah dan penglihatannya kabur.
1. Bert Trautmann

Di antara pesepakbola paling tangguh sepanjang sejarah, Bert Trautmann berada pada urutan nomor wahid. Kiper Manchester City ini tetap menjaga gawangnya meski dengan leher patah. Tekad heroik tersebut ia tunjukkan di final Piala FA di Wembley pada 1956.
Insiden patah leher itu terjadi 15 menit sebelum pertandingan berakhir saat ia terjatuh di kaki pemain Birmingham City, Peter Murphy. Trautmann mengabaikan cedera yang dialaminya dan melanjutkan bermain, membuat beberapa penyelamatan dan membawa klubnya menang 3-1.
Ia baru menyadari lehernya sakit saat menerima pengalungan medali. Kepastian bahwa lehernya patah pun baru diketahuinya setelah menjalani pemindaian tiga hari kemudian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar